Lisna Novita, dia di lahirkan di Ciamis tanggal 29 Juli 1994. Alamatnya di Kp.Dusun warung buah, Neglasari Kota Banjar rt30 rw 15. Dia sangat pintar menyembunyikan semua hal yang ada dalam dirinya, sehingga dia selalu ceria dan cantik. Dia disekolahkan oleh orangtuanya dari mulai Tk sampai sekarang (kuliah).
Cita-cita dia ingin menjadi seorang aktris yang terkenal. Sehingga dia masuk ke jurusan Komunikasi Jurnalistik. Karena dia merasa dirinya mempunyai kelebihan, dia merasa dirinya pandai berkomunikasi. Selain cantik, gadis yang lahir di Banjar ini ingin membahagiakan kedua orangtuanya yang telah mengasuh, mendidik dan membesarkannya.
Pertama dia sekolah di TK Darul Ulum, setelah satu tahun sekolah di TK, dia melanjutkan sekolahnya lagi di SD 3 Balokang, setalah sekolah enam tahun akhirnya dia lulus, dan melanjutkannya lagi ke SMPN 3 Banjar, setelah seolah SMP lullus dia melanjutkannya lagi ke SMAN 1 Banjar, dan sekarang dia sedang melanjutkan S1 nya di UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Dia anak ke empat dari empat bersaudara.
Dia selalu hidup dengan penuh semangat, meskipun dia kurang dalam masalah materi, tapi itu tidak menjadi penghambat untuk menjadikan dia selalu berekspresi dan selalu beraspirasi. Dia perempuan yang aktif, cantik dan penuh prestasi.
Bisa dibilang dia perempuan yang sombong menurut dirinya. Karena dia merasa dia yang paling kaya di kampong halamannya. Dengan kekayaannya itu dia selalu memamerkan apa yang dia punya, entah dari segi materi bahkan dari segi pakaian. Dia selalu di manja oleh kedua orangtuanya. Bahkan seminggu sekali dia selalu belanja untuk kebutuhannya.
Dia selalu mendapatkan prestasi dan selalu juara. Dari mulai TK dia mendapatkan Juara 1 tari se TK. Dilanjutkan SD Pembaca UUD 1945 terbaik sekecamatan Banjar. Di SMP dia mendapatkan Juara 1 Teater sekota Banjar, Juara 1 Teater Sepriangan Timur, dan Juara Pembaca UUD terbaik se SMAN 1 Banjar.
Meskipun dia belum beres menyelesaikan S1 nya tetapi dia selalu mendapatkan penghargaan dan selalu menjadi juara. Di mulai Juara 1 Mojang tingkat UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Juara 1 Musikalisasi Puisi HMI Cabang Kabupaten Bandung, Juara II Mojang tingkat Kota Banjar, Juara II MC Formal se HMI Cabang Kabupaten Bandung, dan yang terakhir menjadi Peserta terbaik ke-2 LK 1 HMI cabang Kabupaten Bandung.
Karena Lisna orangnya aktif dan tidak mau diam, bahkan dari mulai SD 2004 dia menjadi Anggota Pramuka. 2005-2006 Ketua Pramuka. SMP 2006-2007 Anggota Pramuka. SMA 2009-2010 Anggota Osis. 2010-2011 Sekertaris Bidang Seni. 2011-2012 Ketua Bidang Seni. Di perkulihan 2013-2014 Sekertaris Bidang Seni HMJ Jurnalistik. 2014-2015 Staff Seni Dewan Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung. 2014-2015 Anggota Biasa HMI Cabang Kabupaten Bandung.
Kejadian yang tidak bisa di lupakan oleh gadis kelahiran Banjar ini ialah keluarganya pernah mengalami hal yang buruk, yaitu bangkrut dan di tipu. Dari hidup serba ada, bahkan keluarganya mempunyai tanah yang luas, sawah dimana-mana, bahkan dia mempunyai mobil dua, motor lima.
Keluarganya benar-benar orang terkaya di Banjar. Ayahnya berjualan ikan laut ke restoran-restoran ternama. Ayahnya selalu mengirim ikan laut ke Jakarta, Bogor, Bekasi, sumedang, Bandung, bahkan ayahnya sedah terkenal seJABODETABEK. Di Banjar ayahnya benar-benar terkenal, dengan kekayaannya.
Namun roda kehidupan dimulai, tidak selamanya manusia selalu berada diatas, mungkin hal ini bisa di alami oleh keluarga lisna. Lisna yang menginjak kelas satu SMA mulai meredup dan mulai kekurangan. Keluarga yang menjadi miskin karena di tipu oleh orantg lain, kini hanya bisa bertahan dengan seadanya.
Keluarga Lisna hanya bisa pasrah dengan keadaan tersebut. Lisna dari dulunya kaya dan serba ada, kini hanya bisa berjualan di kelas. Dia berjualan dengan cara berdagang makanan seperti bala-bala, minuman dan lain sebagainya. Lisna pernah mengalami kecelakaan hebat, dia jatuh dari motor dan terserat sampai satu meter.
Dari kecil dia sangat takut dengan jarum. Dia terkena patah tulang dan bibir sobek. Karena bibirnya harus di kaput dengan menggunakan jarum, Lisna tidak bisa melupakan dengan kejadian tersebut.
Kini keluarga Lisna harus menjual mobil dan motornya untuk memenuhi keluarganya yang sedang kekurangan ini.
Tidak sampai disitu, keluarga Lisna tertipu lagi dengan menjual mobilnya, karena dengan tergesa-gesa untuk menjual mobilnya keluarga Lisna tertipu lagi. Keluarga Lisna hanya bisa pasrah dengan keadaan, karena orang yang menipu keluarganya yaitu orang yang tidak wajar atau sudah gila.
Karena orang tersebut sudah beberapa kali menipu orang lain. Akhirnya keluarga Lisna melaporkan kepada pihak yang berwajib, tapi itu semua tidak mempan, karena orang yang menipunya orang yang benar-benar mengalami sakit jiwa, orang yang menipunya itu bahkan pernah membawa senjata tajam kepada kelurga Lisna.
Akhirnya keluarga Lisna hanya bisa berharap semoga semuanya bisa tergantikan dan mendapatkan yang lebih baik dari sebelumnya.
Ketika kakaknya mau menikah, keluarganya meminjam uang pada bank. Musibah masih terus berlanjut, uangnya di curi atau di rampok, dan tidak tersisa satu rupiah pun. Keluarganya selalu berpikir kenapa keadaannya begitu menyulitkan. Lisna yang dari dulunya di manja sekarang dia harus benar-benar hidup mandiri dengan keadaan yang sekarang.
Selama tiga tahun Lisna harus berjualan, untuk memenuhi hidupnya. Karena dia tidak mau kelihatan sedih atau murung oleh ibunya. Lisna benar-benar pintar untuk menyembunyikan masalah terutama masalah dalam keluarganya. Setelah lulus dari SMA, keinginan Lisna ialah melanjutkan ke Universitas.
Tetapi dengan keadaan yang tidak cukup, orangtua Lisna tidak mampu untuk melanjutkan Lisna sekolah lagi. Meskipun orangtuanya bilang seperti itu tetapi Lisna tidak putus asa dan tidak menjadi beban pikiran. Akhirnya Lisna harus bekerja lagi sebagai pembersih burung wallet dengan gaji empat puluh ribu perhari. Lisna benar-benar anak yang bekerja keras dan tidak mau diam saja.
Hari perhari telah Lisna lalui, akhirnya sang kuasa pun memberikan rezeki kepada keluarga Lisna, meskipun tidak banyak, Lisna akhirnya bisa meneruskan sekolahnya lagi ke Universitas Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Karena Lisna orangnya pintar, dari SMA dia selalu masuk dengan jalur PMDK, dan setelah itu dia kuliah sama menggunakan jalur PMDK.
Dengan berjalannya kuliah, Lisna harus benar-benar hidup mandiri dan hidup hemat. Karena dia jauh dari orangtuanya. Di samping kuliah Lisna bekerja menjadi karyawan di daerah kampusnya, dia bekerja di toko lampu lampion, dengan menggulung bola Lisna mendapatkan gajinya seribu perbola.
Dengan kecantikan dan keaktifannya Lisna mengikuti audisi Mojang Banjar. Ya Lisna akhirnya menjadi juara satu Mojang Banjar. Tak disangka-sangka dia akhirnya bisa memenangkan audisi tersebut. Dengan pantang menyerah dia rela sanggup membiayai kuliah dan hidupnya sendiri di kota Bandung.
Karena Lisna orangnya multi talenta, dia mengikuti Mojang lagi di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Dengan rezekinya akhirnya dia menang lagi, dia menjadi juara Mojang UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Selama kuliah dia benar-benar bangkit dan banyak pekerjaan dari mulai organisasi sampai menjadi MC.
Masa-masa kuliahnya pun telah dia lalui, untuk mencukupi hidupnya dia harus bekerja lagi, dia bekerja di Griya cinunuk sebagai promotor. Menurut dia bekerja sangatlah penting, mungkin bagi mahasiswa-mahasiswa lainnya untuk menjadi seorang promotor sangatlah memalukan, tapi bagi dirinya itu tidak memalukan asalkan halal saja.
Satu yang saka pada dirinya, semangat yang ia punya. Dan dia punya rahasia besar dalam dirinya. Dia pernah mengalami masa sakit, depresi dan hancur karena masalah keluarga. Setiap malam dia selalu menangis karena selalu ingat pada keluarganya terutama kepada Ibunya.
Tapi sekarang dia sudah sudah bangkit, menurut dia dengan mengikuti UKM di perkuliahannya bisa menghibur dirinya. Ya Lisna mengikuti UKM menjadi anggota HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). Karena menurut dirinya HMI lah yang bisa menjadikan dirinya untuk berubah dan bangkit.
Di HMI Lisna diajarkan agar tetap bersyukur kepada setiap keadaan. Di HMI juga Lisna di suruh untuk psikoterapi, semua biayanya di tanggung oleh HMI. Selama delapan bulan di sudah menjadi anggota HMI. Di kala suka dan duka di curahkan semuanya di HMI.
Dia rela menghabiskan waktunya untuk berdiskusi atau menambah wawasan di HMI, biasanya Lisna diskusi sampai jam tiga subuh untuk menambah pengetahuan dan menambah wawasan.
Dengan keadaan yang sekarang ini Lisna sudah menjadi wanita yang tegar dan mandiri, tapi di dalam hatinya dia selalu ingat kepada keluarganya yang berada di rumah. Sekarang Lisna tidak mempunyai rumah yang mewah lagi, dengan rumah yang minimalis keluarganya tinggal hanya di pelosok desa. Itulah tegarnya seorang gadis kelahiran Banjar.
Meskipun dalam keadaan keluarga yang buruk, tetapi Lisna selalu memperlihatkan kepada kedua orangtuanya bahwa dia sangat gembira dan tidak terpuruk dalam masalah. Lisna benar-benar pintar menyembunyikan masalah dari kedua orangtuanya, sehingga dia tidak mau memperlihatkan kesedihan kepada keluarganya. Itulah mengapa saya mengangkat dia, karena dia benar-benar berbeda dari orang lain, dan pantas untuk saya di jadikan narasumber,